Drainase (pematusan) merupakan
upaya pengendalian limpasan air permukaan yang bersumber dari air hujan dan hasil
pemanfaatan Sumber Daya Air (domestik, rumah tangga dan industri). Sumber drainase
dari pemanfaatan SDA dapat dibedakan menjadi grey water dan black water.
Untuk grey water dan black water sebelum masuk pada sistem
drainase harus melalui instalasi pengolahan air limbah. Sedangkan untuk
limpasan air permukaan yang bersumber dari air hujan dapat langsung masuk pada
sistem drainase. Dimulai dari jaringan drainase permukiman yang masuk pada
jaringan drainase tersier, kemudian terkumpul pada drainase sekunder dan
bermuara pada drainase primer yaitu badan sungai.
Pada sistem drainase konvensional
semua air limpasan permukaan akan secepatnya dialirkan ke sistem drainase.
Apabila sistem drainase sudah terbangun dengan baik maka debit air limpasan
dapat tertampung pada wadah drainase alami maupun buatan. Namun apabila belum
terdapat sistem drainase yang baik akan menjadi permasalahan dalam pengaliran
limpasan baik dari volume tampungan mau hierarki drainase (jaringan tersier,
sekunder dan primer). Meningkatnya luasan kawasan permukiman dan menurunnya
tutupan lahan yang secara alami memiliki fungsi konservasi SDA air (cacthment area) serta ditambah
permasalahan alih fungsi lahan yang merupakan daerah genangan air limpasan (perubahan
fungsi embung, rawa, badan sungai) oleh aktivitas manusia dalam hal ini
pemanfaatan ruang, akan menyebabkan permasalahan pada pengelolaan SDA secara
umum (too short, too much and too waste).
Kurangnya jumlah debit air pada musim kemarau, berlebihnya debit air limpasan
pada musim hujan yang menyebabkan bencana
banjir dan tanah longsor, sampai pada permasalahan tercemarnya air tanah
dan air permukaan oleh aktivitas permukiman (limbah domestik, sampah).
Saat ini konsep drainase telah
mengalami perubahan dengan berkembangnya "integrated water management in urban areas" yang cenderung
untuk menahan air hujan di tempat turunnya. Beberapa konsep drainase yang
berwawasan lingkungan adalah “Low Impact
Development” (LID) adalah sistim drainase yang berwawasan lingkungan dan
merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan kondisi alam dan hidrologi
seperti kondisi awal sebelum dilakukan pembangunan. Mempertahankan serta meniru proses alam yang
ada untuk meminimalkan perubahan debit dan polutan akibat pengembangan wilayah
(Dr. Ir. Suseno Darsono, MSc, Tahun 2011). Dalam konsep drainase dengan LID
memiliki lima elemen kunci yaitu :
- Rancangan sesuai dengan lokasi, rancangan sistem drainase LID harus menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lokasi
- Konservasi, pengawetan pada vegetasi (tutupan lahan) dan memeliharan sistem drainase alami
- Mengalirkan air hujan ke badan air, mengatur infiltrasi pada daerah genangan air alami dan buatan sampai pada akifer
- Kontrol dengan skala kecil, konsep drainase ini meniru proses hidrologi awal
- Pemeliharaan dan pendidikan, dimana dalam pemeliharaan dan pengelolaan drainase melibatkan peran serta masyarakat sebagai subjek dan penerima manfaat
Bioretensi merupakan salah satu
drainase yang berwawasan lingkungan, dimana bioretensi memiliki manfaat untuk
meminimumkan limpasan permukaan dengan memperbesar kapasitas infiltrasi sesuai
dengan kondisi alam semula. Fungsi dari biorentensi adalah meminimalkan debit
banjir pada pada suatu kawasan dengan meresapkan air hujan kedalam tanah dan
memanfaatkan vegetasi (tutupan lahan) yang ada didalamnya untuk menguapkan
sebagian air limpasan melalu evapotransiprasi. Biasanya pemanfaatan bioretensi digunakan
pada kawasan permukiman, industri dan komersial (jasa), dimana koefesien
limpasan air permukaan yang besar sehingga menghasilkan debit air limpasan yang
cukup besar. Hal ini memerlukan pengolahan air limpasan permukaan dengan
mempertahankan infiltrasi dan filtrasi air (meresapkan sebanyak-banyaknya air
limpasan permukaan) agar tidak terjadi genangan air dan meningkatkan kualitas
air tanah. Beberapa contoh bioretensi yaitu :
Selain bioretensi dapat juga
memanfaatkan saluran rumput sebagai salah satu konsep drainase LID, dimana
saluran rumput dapat meminimumkan limpasan permukaan dengan memperbesar
kapasitas infiltrasi sesuai dengan kondisi alam semula.
Sistem
drainase berkelanjutan dengan tidak menggangu siklus hidrologi alami dan ramah
terhadap lingkungan (bersih dari pemcemaran limbah pada dan cair) yang sering
disebut Ekodrain. Merupakan salah satu pemanfaatan sistem drainase pada kawasan perkotaan yang berfungsi
mengelola/mengendalikan air permukaan (limpasan air hujan) sehingga tidak
menimbulkan masalah genangan, banjir, dan kekeringan bagi masyarakat, dan
bermanfaat bagi kelestarian lingkungan hidup. Terdapat perubahan paradigma
sistem drainase konvensional dari sistem drainase pematusan menuju draianse
ramah lingkungan / ekodrain. Prinsip dari ekodrain adalah memperbaiki kualitas
air pada sistem drainase, menurunkan beban drainase dan melibatkan peran serta
masyarakat dalam pengelolaan prasarana drainase (Dr. Suripin, Tahun 2011).
Gambar
3. Perubahan Paradigma Drainase
-
sebagai sumber air bersih untuk permukiman (air baku)
dan air pertanian (irigasi pada embung)
-
pengisian air tanah
-
menurunkan beban drainase dari debit banjir limpasan
permukaan
-
menurunkan koefisien regim sungai (krs)
-
memperbaiki siklus hidrologi
Beberapa penerapan pemanenan air
hujan yang dapat dimanfaatkan secara sederhana :
Gambar
4. Pemanenan air Hujan pada perumahan dengan bak tampungan (Dr. Suripin,2011)
Konsep ekodrain
yang merupakan pengelolaan drainase dengan berwawasan lingkungan diharapkan
mampu menjawab permasalahan dalam pengelolaan Sumber Daya Air khususnya pada
sektor drainase. Pada masa depan permasalahan dalam pengelolaan drainase antara
lain banjir, kerusakan lingkungan dan perubahan tata guna lahan, meningkatnya
kebutuhan air bersih berbanding dengan menurunnya kualitas air tanah serta rendahnya
peran serta masyarakat dalam pengelolaan drainase dapat ditanggulangi dengan
penanganan sistem drainase yang berwawasan lingkungan (ekodrain). Pada akhirnya
akan tercipta kawasan yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan bagi
seluruh masyarakat.
Sumber :
- EKO-DRAINASE, Materi Materi Diseminasi dan Sosialiasasi
Keteknikan Bidang PLP Tahun 2011, Dr. Suripin.
- Drainase, Materi Diseminasi dan Sosialiasasi Keteknikan
Bidang PLP Tahun 2011, Dr. Ir. Suseno Darsono, MSc.
- Teknik Pembuatan Lubang Resapan Biopori Untuk
Konservasi Tanah dan Air Serta Penanggulangan Sampah Kamir R. Brata Departemen
Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar